Standar Kekayaan Bukanlah Harta tetapi…
Satu ketika, seorang laki-laki berkata kepada temannya :
“Lihatlah istana yang megah ini, mana bagian kita saat harta ini dibagikan?”
Namun, laki-laki itu hanya terdiam tidak menjawab dan mengajak temannya ke suatu tempat, menelusuri lorong-lorong rumah sakit yang dipadati oleh pasien yang menderita bermacam-macam penyakit, lalu ia balik bertanya kepada temannya :
“Dan dimana kita, saat berbagai macam sakit ini dibagikan?”
Allahu Akbar..!!
Sering kali kita silau dengan harta yang diberikan kepada orang lain, menyangka bahwa harta adalah satu-satunya patokan kebahagian yang dicari. Sehingga membuat kita tidak buta dengan segala macam kenikmatan yang melekat pada diri kita sendiri seperti :
1) Badan yang sehat
2) Makanan yang cukup untuk menegakkan tulang punggung di pagi hari agar dapat bekerja mencari nafkah untuk anak istri
3) Rasa aman, damai yang menyelimuti hati.
2) Makanan yang cukup untuk menegakkan tulang punggung di pagi hari agar dapat bekerja mencari nafkah untuk anak istri
3) Rasa aman, damai yang menyelimuti hati.
Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barang siapa diantara kalian yang mendapati pagi harinya dalam keadaan AMAN diri (dan sanak
keluarganya), SEHAT kondisi fisiknya, memiliki MAKANAN pada hari itu, maka seakan-akan telah diberikan kepadanya dunia dengan segala isinya.”
((Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi “Sunan” no. 2346, dan Imam Bukhori “Adab Mufrad” no.300, Syeikh Al-Albani menghukumi hadits tsb sebagai hadits Hasan “Silsilah Shohihah” no.2318))
Dan kita lupa dengan rezeki yang paling berharga berupa :
(1) Do’a Ibu yang mustajab
(2) Istri sholehah dan anak-anak yang menyejukkaan mata
(3) Teman-teman yang memintakan ampunan dengan sembunyi-sembunyi.
(3) dan Istiqomah berdiri tegak di atas Islam dan Sunnah yang mulia.
(2) Istri sholehah dan anak-anak yang menyejukkaan mata
(3) Teman-teman yang memintakan ampunan dengan sembunyi-sembunyi.
(3) dan Istiqomah berdiri tegak di atas Islam dan Sunnah yang mulia.
Maka, pantas saja Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mewanti-wanti kita untuk :
اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ
“Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu”
((Hadits shahîh. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 6490), Muslim (no. 2963), at-Tirmidzi (no. 2513), dan Ibnu Majah (no. 4142), dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu))
Demikian, wallahu A’lam wa Ahkam.. Semoga ada manfaatnya
0 comments:
Post a Comment