Ayo nak kita main hujan-hujanan,,,
pasti yang paling senang anak-anak kita.
Hal ‘sepele’ ini perlu dibahas
karena anak-anak pasti senang hujan-hujanan. Sementara para orangtua hari ini
cenderung berkata: jangan, nanti sakit, nanti masuk angin, nanti demam, nanti
pilek, dst...
Apakah itu konsep parenting yang
benar?
Dengarkan kisah sayidina Anas bin
Malik radhiallahu anhu berikut ini:
قَالَ
أَنَسٌ: أَصَابَنَا وَنَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَطَرٌ، قَالَ: فَحَسَرَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ثَوْبَهُ، حَتَّى أَصَابَهُ مِنَ
الْمَطَرِ، فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ
لِمَ صَنَعْتَ هَذَا؟ قَالَ: «لِأَنَّهُ
حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى»
Anas berkata: Kami bersama
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kehujanan. Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam menyingkap pakaiannya agar terkena air hujan. Kami bertanya: Ya
Rasulullah, mengapa kau lakukan ini?
Beliau menjawab, “Karena ia baru
saja datang dari Tuhannya ta’ala.” (HR. Muslim)
Al- imam An Nawawi menjelaskan
hadits ini,
“Maknanya bahwa hujan adalah
rahmat, ia baru saja diciptakan Allah ta’ala. Maka kita ambil keberkahannya.
Hadits ini juga menjadi dalil bagi pernyataan sahabat-sahabat kami bahwa
dianjurkan saat hujan pertama untuk menyingkap –yang bukan aurat-, agar terkena
hujan.” (Al Minhaj)
Al-imam Ibnu Rajab dalam Fathul
Bari menyebutkan bahwa para sahabat Nabi pun sengaja hujan-hujanan seperti
sayidana Utsman bin Affan. Demikian juga sayidina Abdullah bin Abbas, jika
hujan turun beliau berkata: Wahai
Ikrimah keluarkan pelana, keluarkan ini, keluarkan itu agar terkena hujan. Ibnu
Rajab juga menyebutkan bahwa sayidina Ali bin Abi Thalib jika sedang hujan,
keluar untuk hujan-hujanan. Jika hujan mengenai kepalanya yang gundul itu, dia
mengusapkan ke seluruh kepala, wajah dan badan kemudian berkata: Keberkahan
turun dari langit yang belum tersentuh tangan juga bejana.
Al-imam Abul Abbas Al Qurthubi juga
menjelaskan,
“Ini yang dilakukan Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam untuk mencari keberkahan dengan hujan dan mencari
obat. Karena Allah ta’ala telah menamainya rahmat, diberkahi, suci, sebab
kehidupan dan menjauhkan dari hukuman. Diambil dari hadits: penghormatan
terhadap hujan dan tidak boleh merendahkannya.” (Al Mufhim)
Bahkan para ulama; Al-imam Al
Bukhari dalam Shahihnya dan Al Adab Al Mufrod, al-imam Muslim dalam Shahihnya,
Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnafnya, Ibnu Hibban dalam shahihnya, Al imam al
Baihaqi dalam As Sunan Al Kubro. Semuanya menuliskan bab khusus dalam
kitab-kitab hadits mereka tentang anjuran hujan-hujanan.
Apa masih ada yang sangsi bahwa
hujan-hujanan dianjurkan...?
Mengapa kita menuduh hujan yang
berkah sebagai sumber malapetaka??
Kita sebagai orangtua tentu bisa
mengamati kebugaran anak kita hari itu. Saat hujan turun. Kalau mereka tidak
terlalu bugar kita bisa melarangnya. Tetapi kalau mereka sedang sehat dan
bugar, mengapa kita larang. Tak usah khawatir. Hujan adalah keberkahan. Adalah
kesucian. Hujan adalah pengirim ketenangan. Hujan bahkan penghilang kotornya
gangguan syetan.
Selesai hujan-hujanan, silakan
disuruh mandi, mengguyur kepalanya, minum madu, habbatus sauda’ dan lainnya.
Agar kekhawatiran itu pergi. Dan keberkahan lah yang telah mengguyur kepala dan
sekujur badan mereka.
Sudah siap?
Ayo...hujan hujanaaannn,,,,,
#bogorkotahujan
#anaksukahujan
#hujanmembawarahmat
0 comments:
Post a Comment